Review Buku Makan Ini Makan Itu: Menyantap Cerita, Menyigi Kehidupan
Judul Buku: Makan Ini Makan Itu
Penulis: Zulfa Adiputri
Ilustrasi: Maima Adiputri
Penerbit: Penerbit Hujan dan Bumi
Jumlah Halaman: 44 halaman
Tahun Publikasi: 2025
Harga: Rp 155.000 dapat dibeli disini
Mengapa Kita Harus Membaca Buku tentang Budaya Pangan?
Di dunia yang berjalan cepat ini, kita terlalu sering memandang makan sebagai aktivitas rutin: makan pagi, makan siang, makan malam, selesai.
Kita lupa bertanya—mengapa makanan kita seperti ini?
Bagaimana makanan membentuk peradaban?
Dan lebih penting lagi, bagaimana makanan membentuk diri kita?
Makan Ini Makan Itu adalah sebuah buku anak (dan dewasa!) yang membawa pembaca masuk ke ruang pertanyaan itu. Buku ini membuka mata kita bahwa makanan bukan sekadar soal kenyang.
Makanan adalah kisah.
Makanan adalah sejarah.
Makanan adalah ekologi yang rumit dan budaya yang menari dalam ribuan wujud.
Buku ini tidak menawarkan resep instan tentang makanan sehat. Ia menawarkan sesuatu yang lebih berharga: cara memandang makanan dengan penuh kesadaran.
Ringkasan Buku Makan Ini Makan Itu
Membaca Makanan Seperti Membaca Dunia
Sejak halaman pertama, Makan Ini Makan Itu sudah berbeda nadanya.
Bukan buku trivia. Bukan daftar manfaat gizi.
Buku ini mengajak kita berjalan perlahan, mengamati makanan, dan bertanya:
- Mengapa makan bisa berbeda tiap wilayah?
- Bagaimana perjalanan makanan melintasi benua?
- Apa pengaruh iklim dan sejarah terhadap makanan sehari-hari kita?
Dengan ilustrasi yang segar dan teks yang lembut namun tajam, buku ini menghubungkan makanan dengan lingkungan, sejarah, budaya, bahkan ketidaksetaraan global.
Dalam setiap gigitan, ada kisah.
Dalam setiap piring, ada perjalanan panjang yang melibatkan tanah, air, cuaca, dan manusia.
Buku Anak yang Tidak Meremehkan Pembacanya
Buku ini ditulis dengan keyakinan penuh bahwa anak-anak mampu berpikir kritis. Penulis tidak merendahkan kecerdasan anak. Mereka mengajak anak-anak berpikir seperti filsuf kecil: bertanya, merenung, mempertanyakan dunia sekitarnya.
Ini bukan buku sekali baca, sekali lupa.
Ini adalah buku yang tumbuh bersama pembacanya.
Review Lengkap Buku Makan Ini Makan Itu: Lebih dari Sekadar Buku Makanan
Kelebihan Buku Ini
Hampir tidak ada buku anak yang membahas makanan dari sisi sosial-ekologi.
Buku ini memperlihatkan bahwa makanan tidak netral—bahwa apa yang kita makan adalah hasil dari sejarah panjang, konflik, migrasi, dan perubahan lingkungan.
- Ilustrasi yang Menawan namun Bermakna
Ilustrasi dalam buku ini bukan sekadar pemanis. Setiap gambar membantu memperjelas ide-ide besar dengan cara yang ramah anak tanpa merusak kompleksitasnya.
- Mengajak Berpikir, Bukan Memberi Jawaban Instan
Anak-anak diajak untuk bertanya: Mengapa makanan ini ada di sini?. Mereka diajak membangun pemikiran kritis sejak dini.
- Relatable untuk Semua Usia
Meski ditujukan untuk anak, buku ini juga bisa membuka pikiran orang dewasa. Sebuah bacaan keluarga yang memancing diskusi sehat di meja makan.
Kekurangan Buku Ini
Sejujurnya, ini bukan buku yang "langsung masuk" untuk semua anak.
Anak-anak yang terbiasa dengan buku-buku cepat saji—yang penuh fakta lucu dan trivia heboh—mungkin awalnya merasa buku ini "terlalu lambat."
Namun, itulah tantangan sekaligus kekuatan buku ini: mengajak untuk berhenti sejenak dan benar-benar melihat dunia.
Buku ini membutuhkan peran aktif orang tua, guru, atau pendamping untuk membuka diskusi lebih lanjut.
Ini bukan kelemahan, tapi juga bukan sesuatu yang bisa diabaikan begitu saja.
Kenapa Buku Makan Ini Makan Itu Penting untuk Generasi Sekarang?
Dunia Tidak Lagi Sederhana
Kita hidup di era krisis iklim, migrasi besar-besaran, dan ketidaksetaraan pangan. Mengajarkan anak-anak sejak dini bahwa makanan terkait erat dengan lingkungan dan keadilan sosial adalah bekal penting untuk masa depan. Kalau kita terus mengajarkan anak bahwa makan hanya soal "empat sehat lima sempurna" tanpa memahami latar belakangnya, kita sedang membesarkan generasi yang buta terhadap sejarah dan realitas dunia.
Mengajarkan Kesadaran Global Melalui Hal yang Paling Dekat: Makanan
Anak-anak mungkin belum mengerti politik global. Mereka mungkin belum peduli tentang perubahan iklim. Tapi mereka tahu lapar. Mereka tahu rasa. Lewat makanan, buku ini menjembatani konsep-konsep besar itu ke dalam sesuatu yang nyata dan bisa dirasakan. Sungguh, ada kebijaksanaan dalam memilih makanan sebagai pintu masuk untuk mengajarkan kesadaran global.
Cara Membaca Buku Ini Bersama Anak
Jangan buru-buru menyelesaikan buku ini dalam satu duduk. Ambil satu atau dua halaman sehari, lalu diskusikan bersama.
Biarkan anak yang bertanya. Tidak perlu langsung menjawab semua pertanyaan mereka. Tanyakan kembali: "Menurut kamu kenapa?"
- Hubungkan dengan Kehidupan Sehari-hari
Saat makan, ajak anak berbicara tentang asal-usul makanan di piring mereka.
- Gunakan untuk Membuka Topik Lain
Buku ini bisa jadi pintu masuk untuk membahas sejarah, geografi, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan sosial.
Kesimpulan: Sebuah Buku Kecil dengan Pemikiran Besar
Makan Ini Makan Itu bukan sekadar buku tentang makanan. Ini adalah cermin kecil yang memperlihatkan betapa rumit, indah, dan penuh tantangan dunia ini.
Di saat banyak buku anak memilih jalan pintas untuk menghibur, buku ini memilih jalan terjal: membangkitkan rasa ingin tahu, mengajak merenung, dan menanamkan kepedulian. Sebuah pilihan yang berani—dan sangat layak dipuji.
Kalau kamu mencari buku anak yang benar-benar berbeda, yang tidak hanya mengisi otak dengan fakta, tapi juga menyalakan hati dan pikiran, maka Makan Ini Makan Itu adalah buku yang harus ada di rakmu.
Tidak semua anak akan langsung jatuh cinta padanya.
Tapi anak-anak yang tumbuh bersama buku ini, akan tumbuh menjadi manusia yang lebih bijaksana.
Dan bukankah itu yang paling kita butuhkan sekarang?
Kalau kamu ingin memperkaya koleksi bacaan anak-anakmu dengan buku-buku bermakna, pertimbangkan untuk membeli Makan Ini Makan Itu sekarang juga.
Buku ini bukan hanya hadiah untuk anak-anak, tapi juga investasi untuk masa depan dunia yang lebih sadar, lebih adil, dan lebih penuh empati.
✨ Karena perubahan besar sering kali dimulai dari pertanyaan kecil di meja makan.
0 comments