Everything Becomes F – Ketika Logika Bertemu Labirin Kematian — Normal People ID

Everything Becomes F – Ketika Logika Bertemu Labirin Kematian

Review Buku Everything Becomes F: The Perfect Insider



Judul Buku: Everything Becomes F
Penulis: Mori Hiroshi
Penerbit: Penerbit Haru
Jumlah Halaman: 445 halaman
Tahun Publikasi: 2025
Harga: Rp 150.000 dapat dibeli disini

Ada buku-buku yang menghibur. Ada pula buku yang mengusik. Everything Becomes F: The Perfect Insider (judul asli: Subete ga F ni Naru) adalah yang kedua. Ia tak datang membawa kehangatan, tapi kebekuan. Bukan sekadar misteri yang butuh pemecahan, tapi teka-teki eksistensial tentang hidup, pikiran, dan makna menjadi manusia.

Kisah Dalam Ruang Tertutup

Di sebuah pulau terpencil, tersembunyi sebuah fasilitas riset futuristik: Lembaga Penelitian Magata. Di sanalah Dr. Shiki Magata—seorang jenius misterius yang pernah membunuh kedua orangtuanya—mengurung diri selama 15 tahun. Ia hidup dalam isolasi, tanpa kontak dunia luar. Lalu tiba-tiba, ia ditemukan tewas. Tubuhnya terpotong, dan ruangan tempatnya terbunuh… terkunci rapat dari dalam.

Profesor arsitektur Sohei Saikawa dan mahasiswinya, Moe Nishinosono, terlibat dalam penyelidikan. Mereka bukan detektif. Tapi logika, deduksi, dan rasa ingin tahu yang nyaris patologis membawa mereka menggali lebih dalam. Bukan hanya soal siapa pembunuhnya, tapi: siapa sebenarnya Dr. Magata? Dan kenapa Everything Becomes F ?

“F” Bukan Sekadar Huruf

Judulnya saja sudah menggoda. Everything Becomes F. Apa maksudnya? Kode? Simbol? Apakah “F” adalah sesuatu yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang paham bahasa mesin, atau mereka yang sudah kehilangan rasa kemanusiaan?

Mori Hiroshi tidak memberi jawaban pasti. Ia mengajak kita menyusuri ruang-ruang berlapis, seperti labirin yang membingungkan. Tapi seperti dalam labirin, selalu ada pola. Selalu ada sistem. Di dunia Dr. Magata—dan dunia Mori—logika adalah segalanya. Bahkan rasa pun tunduk pada algoritma.

Bukan Misteri Biasa

Ini bukan sekadar kisah whodunnit. Ini lebih dekat ke whydunnit. Dan mungkin… howcanweevenunderstandit. Mori Hiroshi, seorang ilmuwan sejati, menulis seperti merancang kode. Setiap babak adalah perintah. Setiap percakapan adalah variabel. Setiap karakter menyimpan fungsi tersembunyi.

Saikawa adalah lambang logika. Dingin. Tajam. Tapi juga manusiawi dalam cara yang ironis. Moe adalah percikan emosi—berani, intuitif, dan penasaran. Dinamika mereka menciptakan keseimbangan: antara akal dan rasa, antara sistem dan kebebasan.

Filsafat, Teknologi, dan Kekosongan

Di balik misteri pembunuhan, Everything Becomes F menyelipkan tema besar: tentang eksistensi. Tentang apakah manusia bisa sepenuhnya diprogram. Apakah hidup hanyalah sistem yang terlalu kompleks untuk dipahami? Apakah kita punya kehendak bebas, atau hanya berjalan mengikuti perintah—seperti program komputer?

Pertanyaan-pertanyaan itu tidak dijawab. Tapi dihamparkan di depan kita. Sebagai pembaca, kita digiring bukan untuk puas, tapi untuk gelisah.

Apa yang Membuatnya Berbeda?

  • Struktur logis: Ini novel yang menuntut pembaca berpikir. Tidak ada ruang bagi kamu pembaca pasif.
  • Nuansa klinis, tapi indah: Gaya bahasanya ringkas, tapi memukau. Seperti pisau: dingin, tapi presisi.
  • Penuh kejutan: Solusinya tidak bisa ditebak hanya dengan emosi. Perlu ketekunan dan logika—atau keputusasaan.
  • Karakter unik: Dr. Magata adalah karakter perempuan paling menakutkan, paling brilian, dan paling tak terduga yang pernah muncul dalam novel Jepang.

Penutup: Untuk Siapa Buku Ini?

Jika kamu mencari bacaan ringan, lewatkan saja. Tapi jika kamu ingin menyelam ke dalam dunia di mana nalar adalah satu-satunya cahaya, Everything Becomes F adalah buku yang layak kamu perjuangkan. Buku ini tidak hanya menghibur—ia menantang. Ia menampar pikiran. Ia membisikkan pertanyaan yang tak selesai bahkan setelah halaman terakhir.

Dan mungkin, di situlah letak keindahannya.

Jika kamu berminat dengan novel ini kamu bisa cek disini ya

0 comments