Review Buku Si Bengkok: Ketika Disabilitas Bersuara Lantang dalam Sastra Jepang — Normal People ID

Review Buku Si Bengkok: Ketika Disabilitas Bersuara Lantang dalam Sastra Jepang

Review Buku Si Bengkok (Hunchback) karya Sao Ichikawa 


Judul Buku: Si Bengkok (Hunchback) 
Penulis: Sao Ichikawa  
Alih bahasa: Dewi Anggraeni
Penerbit: Penerbit Anagram
Jumlah Halaman: 90 halaman
Tahun Publikasi: 2024
Harga: 68.000 buku dapat dibeli disini

Disabilitas, sebuah topik yang seringkali terpinggirkan dalam literatur kini mendapat sorotan tajam melalui novel Si Bengkok (Hunchback)  karya Sao Ichikawa. Novel ini tidak hanya berhasil meraih penghargaan bergengsi Akutagawa Prize 2023, tetapi juga membuka ruang dialog yang lebih luas tentang kehidupan dan perspektif individu dengan disabilitas.

Si Bengkok bercerita tentang seorang wanita bernama Izawa Shaka yang hidup dengan congenital myopathy yang termasuk dalam kategori disabilitas berat. Ia bergantung pada alat bantu pernapasan dan peralatan medis lainnya untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Namun, keterbatasan fisiknya tidak menghalangi Shaka untuk memiliki pikiran yang tajam, kritis, dan penuh humor sarkastik.

Melalui sudut pandang Shaka, penulis menggambarkan realitas kehidupan penyandang disabilitas dengan jujur dan tanpa filter. Novel ini mengeksplorasi berbagai tema seperti ketergantungan pada orang lain, stereotip sosial, diskriminasi, serta hal normal yang biasa kita lakukan adalah hal yang diimpikan disabilitas

Si Bengkok adalah sebuah karya yang berani dan provokatif. Penulis, yang juga hidup dengan disabilitas, berhasil menghadirkan suara autentik dari komunitas yang seringkali dibungkam. Gaya penulisannya yang lugas dan penuh humor gelap membuat novel ini mudah dibaca namun meninggalkan kesan mendalam.

Salah satu kekuatan utama novel ini adalah kemampuannya untuk menantang pandangan umum tentang disabilitas. Ichikawa tidak hanya menunjukkan sisi gelap dan sulitnya hidup dengan disabilitas, tetapi juga kekuatan, dan kecerdasan yang dimiliki oleh individu-individu tersebut.

Namun, beberapa pembaca mungkin merasa tidak nyaman dengan bahasa dan nada sarkastik yang digunakan oleh Shakua. Meskipun demikian, gaya penulisan ini justru menjadi salah satu daya tarik novel ini karena mencerminkan frustrasi dan kemarahan yang seringkali dirasakan oleh penyandang disabilitas terhadap ketidakadilan dan prasangka yang mereka hadapi.

Si Bengkok adalah sebuah karya penting yang memberikan kontribusi signifikan bagi literatur Jepang. Novel ini tidak hanya membuka mata kita terhadap realitas kehidupan penyandang disabilitas, tetapi juga mengajak kita untuk merenungkan kembali nilai-nilai kemanusiaan dan kesetaraan.

Melalui Si Bengkok , Sao Ichikawa telah membuktikan bahwa disabilitas bukanlah penghalang untuk berkarya dan bersuara. Novel ini adalah sebuah panggilan untuk inklusivitas dan penghargaan terhadap keberagaman dalam masyarakat.

0 comments