Review Buku Diary of a Void
Judul Buku: Diary of a Void
Penulis: Emi Yagi
Penerbit: Bentang Pustaka
Alih Bahasa: Asri Pratiwi Wulandari
Jumlah Halaman: 196
Tahun Publikasi: 2024
Harga Buku: Rp 67,150 bisa dibeli disini
Diary of a Void bercerita tentang Shibata. Sebagai satu-satunya wanita di salah satu divisi perusahaan manufaktur tabung kertas, dia sering diminta melakukan tugas-tugas kecil di luar deskripsi pekerjaannya. Suatu hari, dia memutuskan untuk menguji apakah rekan kerjanya akan membersihkan ruangan jika dia tidak melakukannya seperti biasa. Apakah para rekan prianya akan mengambil inisiatif?. Hal itu langsung terjawab ketika Pak manajer memintanya membantu membereskan cangkir kopi. Shibata pun mulai berbohong bahwa dia hamil.
Kehamilan palsu Shibata membawanya pada perjalanan yang surreal dan absurd. Meskipun pembaca tahu bahwa tidak ada bayi yang akan lahir, judul-judul bab menggiring pembaca ke pengalaman hamil Shibata. Bagaimana Shibata betul-betul merasakan pengalaman yang sesuai dengan wanita hamil. Sampai pada titik dimana pembaca mungkin akan dibuat bertanya “Shibata beneran hamil kah?”
Kehamilan palsunya mengubah pandangannya tentang kekosongan di tengah tabung kertas: apa yang dulunya kosong ternyata bisa menjadi peluang. Seperti halnya dirinya, kesendirian dan kekosongan hidupnya bisa melancarkan kebohongan tentang kehamilannya.
Diary of a Void tak hanya tentang perlawanan terhadap tugas domestik yang hanya ditujukan ke karyawan wanita di tempat kerja, tapi juga perasaan kesepian yang dihadapi wanita. Sebagai wanita yang pernah hamil aku berpikiran “Lah, ngapain pura-pura hamil. Hamil itu gak enak!” tapi jika dipikir ulang, mungkin hamil itu gak enak secara fisik, banyak keistimewaan yang dilakukan orang sekitar kita melihat ibu hamil. Jadi ya yang dilakukan Shibata cukup make sense meskipun akan sulit jika dilakukan di Indonesia.
Buat yang udah baca buku ini, menurutmu Shibata beneran hamil atau engga?
0 comments