Review Buku Lauk Daun
Judul : Lauk Daun
Penulis: Hartari
Penerbit: Penerbit Banana | @penerbitbanana
Jumlah Halaman: 144 halaman
Tahun Publikasi: 2022
Ringan dan menghibur!
Ternyata drama seputar lingkup perkampungan RT RW bisa ditulis menjadi novel seasyik dan seseru ini. Dengan latar pandemi covid 19, ketika semua kampung berlomba menutup akses jalan, novel ini mengingatkan saya kembali pada masa ketika pandemi tidak hanya munculkan jarak, tetapi juga mendekatkan mereka yang tinggal bersebelahan.
Lauk Daun bercerita tentang kehidupan bertetangga warga kampung Merdeka dengan segala intrik-intriknya. Ada Bu As yang mengincar jabatan Ketua PKK, Pak Rusdi yang enggan jadi ketua RT, hingga kehidupan asmara beberapa warga yang tak kalah peliknya.
Pada awal-awal buku pembaca akan disuguhkan histori kampung merdeka, termasuk historis kepemimpinan kampung. Disinilah pembaca akan tahu kiprah Bu As sebagai ketua PKK. The real Lauk Daun sebenarnya baru dimulai pada bab-bab belasan. Disinilah butterfly effect* terjadi, intrik-intrik yang belum terselesaikan di masa lalu ternyata berakibat di masa pandemi.
Banyak hal sederhana dan cukup familiar dengan masyarakat ada di buku ini: arisan, grup WA RT, tirakatan dan lomba agustusan, serta portal memportal gang.
Saya suka dengan gaya bercerita penulis yang ngalir aja gitu, meskipun banyak tokoh yang disebutkan tapi tidak membingungkan pembaca. Berasa baca konflik dari kampung sebelah aja gitu, hehehe.
Secara keseluruhan jika kamu lagi cari bacaan ringan dan lekat dengan kehidupan masyarakat tanpa bahasa yang ndakik-ndakik buku ini bisa jadi pilihan buat kamu.
Jadi, siap masuk ke Kampung Merdeka dan berkenalan dengan warganya?
*Butterfly effect: sebuah kejadian kecil di waktu kini dapat menyebabkan kejadian yang lebih besar di masa yang akan datang, pada dalam keadaan tidak linear atau langsung.
0 comments